Timbulnya jerawat terjadi karena berbagai macam faktor. Baik dari segi makanan, gaya hidup, dan juga dari kondisi yang menyebabkan jerawat, seperti hiperandrogen. Apa itu jerawat hiperandrogen? Sudah kah Sobat Natha mendengarnya?
Jerawat merupakan permasalahan kulit yang paling umum dikeluhkan banyak orang. Penyebabnya pun beragam, tergantung pada kondisi setiap orang. Salah satu pemicu jerawat yang perlu kamu pahami adalah hiperandrogen
Apa itu Jerawat Hiperandrogen
Kondisi ini mungkin belum terlalu familiar untuk orang awam. Mengutip penjelasan dari alodokter, jerawat hiperandrogen adalah jerawat yang muncul akibat kelebihan hormon androgen pada tubuh. Jerawat hiperandrogen disebabkan kelebihan hormone, biasanya timbul lebih parah dan lebih susah hilang. Meski begitu, jerawat ini masih bisa diatasi.
Keadaan hiperandrogen adalah berlebihnya produksi hormon androgen oleh ovarium dan kelenjar adrenal. Hormon ini normalnya lebih banyak ditemukan pada laki-laki. Idealnya, wanita cukup membutuhkan 1% hormon androgen dalam tubuhnya.
Jika kadar hormon ini berlebih, umumnya pada laki-laki pada usia produktif akan mengalami tumbuhnya kumis dan brewok yang tebal. Namun, wanita dapat mengalami berbagai macam gejala seperti menstruasi tidak teratur, hirsutisme, hidradenitis suppurativa, dan kebotakan. Namun, gejala yang paling banyak timbul berupa hirsutisme dan timbulnya jerawat hiperandrogen.
Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Jerawat Berdarah
Jerawat Hiperandrogen pada Pria dan Wanita di Usia Produktif
Selain disebabkan oleh kadar hormon androgen yang berlebihan, jerawat juga bisa terjadi ketika kadar hormon normal, tapi kelenjar minyak lebih sensitif terhadapnya. Pasalnya, hormon androgen dapat meningkatkan produksi kelenjar minyak. Produksi minyak yang berlebih akan menyebabkan jerawat.
Jerawat hiperandrogen sebenarnya bisa dialami oleh pria maupun wanita. Namun, pada umumnya wanita cenderung lebih rentan mengalami kondisi ini. Hal ini disebabkan karena kadar hormon wanita yang berubah-ubah sepanjang bulan juga membuat jerawat lebih mudah timbul.
Jerawat hiperandrogen biasanya timbul di area wajah sekitar pipi, dagu, rahang, dan leher pada bagian atas. Jerawat ini cenderung lebih dalam dan susah hilang, dan biasanya bertambah parah menjelang menstruasi.
Beberapa kondisi pada wanita yang dapat memicu munculnya jerawat hiperandrogen, yaitu:
- PCOS (polycystic ovarian syndrome)
- Obesitas dan sindrom metabolik
- Mengonsumsi obat-obatan yang dapat memicu jerawat, seperti testosteron dan kortikosteroid
- Penyakit kelenjar adrenal, seperti hiperplasia adrenal kongenital dan tumor kelenjar adrenal
- Penyakit kelenjar pituitari, seperti sindrom Cushing, gigantisme, dan prolaktinoma.
Penanganan Jerawat Hiperandrogen
Penanganan jerawat hiperandrogen berbeda dengan tipe jerawat secara umum. Jerawat hiperandrogen tidaklah cukup diatasi dengan pembersih atau masker wajah. Melansir dari laman alodoc, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan terapi hormonal kombinasi yang biasa ditemukan di kontrasepsi oral kombinasi dapat menjadi cara efektif dan aman untuk mengatasi jerawat hiperandrogen.
Namun, yang harus dipahami bahwa kontrasepsi oral kombinasi ada berbagai macam dengan isi yang berbeda-beda pula. Ada yang berisi progestin, Etinilestradiol, Levonorgestrel, Norgestimate, Desogestrel, Drospirenon, dan Siproteron asetat (CPA).
Terapi hormonal kombinasi yang ampuh mengatasi jerawat hiperandrogen adalah yang mengandung kombinasi Etinilestradiol dan Siproseton asetat (CPA).
Terapi hormonal dengan kombinasi tersebut berfungsi untuk mengurangi aktivitas kelenjar minyak (sebum) di kulit agar tidak memproduksi minyak berlebih, sehingga dapat mengurangi bahkan menyembuhkan jerawat hiperandrogen.
Namun, untuk melihat hasil yang signifikan dibutuhkan waktu setidaknya 3 bulan, itu juga dengan pemakaian rutin sesuai dosis serta cara minum yang benar atas rekomendasi dokter dan disesuaikan kondisi pasien yang berbeda-beda.
Dampak Jerawat Hiperandrogen secara Fisik dan Psikis
Karena belum banyak yang memahami, kebanyakan jerawat hiperandrogen dianggap sepele, padahal kondisi ini harus segera dikonsultasikan. Jerawat hiperandrogen biasanya juga diiringi oleh gejala hiperandrogen lainnya yang bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan, baik fisik maupun mental.
Dampak Fisik Akibat Jerawat Hiperandrogen
Secara fisik, dampak yang bisa timbul akibat hiperandrogen atau tingginya kadar hormon androgen adalah:
- Jerawat yang parah
- Hirsutisme
- Kebotakan
- Hidradenitis suppurativa
- Menstruasi tidak teratur dan infertilitas
- Pembesaran klitoris
- Obesitas
- Diabetes tipe 2
Dampak Psikis Akibat Jerawat Hiperandrogen
Dampak negatif psikis yang disebabkan oleh hiperandrogen sebagai berikut:
- Rasa percaya diri yang menurun
- Mood cepat berubah-ubah
- Gangguan kecemasan dan depresi
Masalah fisik dan psikis akibat jerawat hiperandrogen juga bisa berdampak pada kehidupan sosial penderitanya. Tidak sedikit penderita jerawat hiperandrogen yang merasa minder, sulit menjalin hubungan dengan orang baru, bahkan sampai menolak untuk bersosialisasi.
Apabila tidak segera diatasi, beban mental ini dapat menumpuk dan menimbulkan depresi berat, bahkan sampai muncul tindakan yang tidak diinginkan.
Jerawat hiperandrogen bisa timbul karena berbagai macam penyakit. Di samping keluhan jerawat itu sendiri, penyakit yang mendasari timbulnya jerawat ini juga perlu diatasi. Oleh sebab itu, keluhan ini perlu diperiksakan ke dokter.
Jika Sobat Natha mengalami jerawat membandel, terutama yang disertai dengan gejala hiperandrogen, seperti menstruasi tidak teratur dan rambut rontok, alangkah lebih baiknya periksakan diri ke dokter agar jerawat sekaligus penyebab yang mendasarinya bisa ditangani dengan tepat ya.